Denews.id Soppeng-Mengulas lebih dalam sejarah dan silsilah sosok La Tenri Tatta To Unru Daeng Serang yang juga lebih dikenal dengan gelaran Arung Palakka Petta malampe gemmena di Kabupaten Soppeng.
Beliau adalah pahlawan rakyat Bugis punya wajah elok nan rupawan. Hal ini terlihat pada gambar Arung Pallaka yang ditampilkan dalam Baliho Gau Maraja La Patau Matanna Tikka yang banyak bertebaran di sudut sudut kota Watangsoppeng saat ini.
Bupati Soppeng H Andi Kaswadi Razak SE mengatakan, tampilan sosok Arung Palakka dalam baliho maupun banner Gau La Patau Matanna Tikka bukan merupakan rekaan atau sekadar hasil imajinasi pembuat desainnya.
Kata Kaswadi , tampilan itu dari rujukan sebuah foto asli Arung Pallakka yang diambil dari Leiden Belanda.
,"Sosok Arung Palakka diantara para pengawalnya, tampangnya tidak sangar seperti yang digambarkan selama ini,"kata Andi Kaswadi sambil menunjukkan foto dilayar ponselnya kepada Pimred Potretsulsel.id, Selasa(11/7).
Dalam foto tersebut, sosok lelaki dengan warna kulit lebih cerah dengan hidung yang agak mancung.Tampak perawakannya sedikit lebih tinggi dan tegap dibanding kebanyakan pasukannya.
Berikut sejarah dan silsilah Arung Palakka semasa hidupnya:
Arung Palakka di kenal sebagai sosok yang berjasa dalam memerdekakan rakyat Bugis dari cengkeraman kekuasaan Kerajaan Gowa di masa lampau.
Dalam lintasan sejarah, pasca kekalahan kerajaan Bone dibawah kendali Raja Bone La Tenriaji, puluhan ribu rakyat Bone dan Soppeng termasuk Arung Pallakka yang masih berumur 9 tahun dibawa ke Benteng Somba Opu dan dijadikan budak dan tawanan perang kerajaan Gowa.
Karena usianya yang masih belia, La Tenri Tatta kemudian diambil dan diasuh oleh Karaeng Pattingalloang seorang Syahbandar kerajaan Gowa yang dikenal cerdas dan menguasai 12 bahasa.
Dalam didikan dan asuhan Karaeng Pattingalloang, La Tenri Tatta tumbuh menjadi pemuda yang cakap dan cerdas, karena kecerdasannya La Tenri Tatta mendapat gelar Daeng Serang dari Karaeng Pattingalloang.
Namun dalam perjalannya, jiwa La Tenri Tatta bergolak melihat rakyat Bugis dijadikan budak dan diperlakukan tidak manusiawi. Akhirnya, La Tenri Tatta melakukan pemberontakan dan memimpin pelarian sekira 10 ribu rakyat Bugis kembali ke tanah Bugis. Dari sinilah perang berkepanjangan antara Kerajaan Bone - Soppeng vs Kerajaan Gowa dimulai.
La Tenri Tatta Arung Palkka selain menjadi Datu di Marioriwawo Ia juga dinobatkan menjadi Raja Bone ke XV pada tahun 1672–1696 menggantikan La Tenriaji, Arung Palakka menjelang wafatnya kemudian menyerahkan kekuasaan kepada kemenakannya (anak dari saudara perempuannya) La Patau Matanna Tikka
Ibu La Tenri Tatta Arung Palakka bernama We Tenri Sui' Datu Mariori Wawo. Ia adalah putri dari Raja Bone ke-11.
Sementara ayah Arung Palakka adalah seorang bangsawan Soppeng bernama La Potttobune Datu Lompulle Arung Tana Tengnga. Arung Palakka merupakan anak kedua dari 6 bersaudara.(*)